Ada Apa Dengan Taliban? Simak Sejarah Dan Info Lengkapnya Disini
Dalam beberapa minggu
terakhir aksi kelompok milisi Taliban tengah menggemparkan dunia. Hal itu
terkait beberapa wilayah di Afghanistan yang telah berhasil dikuasai kelompok
tersebut. Bahkan Ibu kota Kabul telah berhasil dikuasainya, dan mereka juga
berhasil menduduki istana Kepresidenan Afghanistan.
Mengutip Al Jazeera, istana
kepresidenan telah berhasil dikuasai kelompok Taliban setelah Presiden Ashraf
Ghani melarikan diri dan menyerahkan Istana Kepresidenan demi menghindari pertumpahan
darah di negaranya.
Bagi Anda yang penasaran
sejarah kelompok Taliban ini, mengapa Amerika Serikat (AS) mengalami kerugian
triliunan terkait kelompok ini, dan bisnis apa yang dilakukan kelompok Taliban
hingga mampu menjalankan misinya untuk menguasai Afghanistan. Mari kita simak
penjelasannya satu persatu.
Sejarah Taliban
Taliban, yang berarti
“pelajar” dalam bahasa Pashto, muncul pada tahun 1994 di sekitar kota Kandahar,
Afghanistan selatan. Kelompok ini muncul di tengah perang saudara untuk
menguasai negara setelah Uni Soviet menarik diri dari negara tersebut dan runtuhnya
pemerintahan berikutnya.
Dalam waktu dua tahun,
Taliban telah memperoleh kendali tunggal atas sebagian besar negara,
memproklamirkan sebuah emirat Islam pada tahun 1996 dengan interpretasi hukum
Islam yang keras. Kelompok mujahidin lainnya mundur ke utara negara itu.
Setelah serangan 11
September 2001 di Amerika Serikat oleh Al-Qaeda, pasukan yang didukung AS di
utara menyapu Kabul pada bulan November di bawah perlindungan serangan udara AS
yang masif.
Taliban melebur ke
daerah-daerah terpencil, di mana ia memulai pemberontakan selama 20 tahun
melawan pemerintah Afghanistan dan sekutu Baratnya.
Pendiri dan pemimpin asli
Taliban adalah Mullah Mohammad Omar, yang bersembunyi setelah Taliban
digulingkan. Begitu rahasia keberadaannya sehingga kematiannya, pada tahun
2013, baru dikonfirmasi dua tahun kemudian oleh putranya.
Apa Ideologi Taliban?
Selama lima tahun berkuasa,
Taliban menerapkan versi hukum syariah yang ketat. Perempuan sebagian besar
dilarang bekerja atau belajar, dan dikurung di rumah mereka kecuali didampingi
oleh wali laki-laki.
Eksekusi publik dan
pencambukan adalah hal biasa, film dan buku Barat dilarang, dan artefak budaya
yang dianggap menghujat Islam dihancurkan. Lawan dan negara-negara Barat
menuduh Taliban ingin kembali ke gaya pemerintahan ini di wilayah yang sudah
dikuasainya, namun klaim tersebut telah dibantah oleh kelompok itu.
Taliban mengatakan awal
tahun ini bahwa mereka menginginkan “sistem Islam asli” untuk Afghanistan yang
akan membuat ketentuan untuk hak-hak perempuan dan minoritas, sejalan dengan tradisi
budaya dan aturan agama.
Namun, ada tanda-tanda bahwa
kelompok tersebut sudah mulai melarang perempuan bekerja di beberapa daerah.
Perang
Dengan Taliban Membuat AS Habiskan Uang Hingga Puluhan Triliun
Dilansir dari Bisnis.com, AS
Selama kurun waktu 20 tahun telah mengeluarkan lebih dari US$2,26 triliun atau
atau setara dengan Rp31.600 triliun (kurs Rp14.000/dolar) untuk perang melawan
Taliban di Afghanistan. Nilai tersebut sangat fantastis atau lebih dari 10 kali
lipat APBN Indonesia. Berdasarkan catatan Bisnis, nilai APBN RI 2021 dipatok
Rp2.750 triliun.
Diperkirakan sekitar US$300
juta dihabiskan setiap harinya, selama dua dekade militer AS di Afghanistan.
Itu juga dapat berarti pemerintah AS telah memberikan US$50 ribu dolar untuk 40
juta penduduk Afghanistan.
Besar juga ya uang yang
digelontorkan AS. Mungkin dengan uang sebesar itu kita bisa buat lebih dari satu perusahaan.
Darimana Sumber Bisnis Taliban
Militan Taliban Afghanistan
telah tumbuh lebih kaya dan lebih kuat sejak rezim fundamentalis Islam mereka
digulingkan oleh pasukan AS pada tahun 2001.
Pada tahun fiskal yang
berakhir pada Maret 2020, Taliban dilaporkan menghasilkan US$1,6 miliar,
menurut Mullah Yaqoob, putra mendiang pemimpin spiritual Taliban Mullah
Mohammad Omar, yang mengungkapkan sumber pendapatan Taliban dalam sebuah
laporan rahasia yang ditugaskan oleh NATO dan kemudian. diperoleh oleh Radio
Free Europe/Radio Liberty. Berikut ini sumber bisnis yang telah menghidupi
kelompok Taliban
1. Narkoba – $416 juta
Afghanistan menyumbang sekitar 84% dari produksi opium global selama lima tahun yang berakhir pada tahun 2020, menurut Laporan Obat Dunia PBB 2020.
2. Penambangan – $400 juta hingga $464 juta
Menurut Komisi Batu dan Pertambangan Taliban, atau Da Dabaro Comisyoon, kelompok tersebut menghasilkan $400 juta per tahun dari penambangan. NATO memperkirakan angka itu lebih tinggi, pada $464 juta – naik dari hanya $35 juta pada tahun 2016.
3. Pemerasan dan pajak – $160 juta
Seperti pemerintah, Taliban memberlakukan pajak pada warga dan industri di wilayah Afghanistan yang di bawah kendali mereka. Mereka bahkan mengeluarkan kwitansi resmi pembayaran pajak. Menurut Mullah Yaqoob, pendapatan pajak menghasilkan sekitar $ 160 juta per tahun.
4. Sumbangan amal – $240 juta
Banyak sumbangan Taliban berasal dari badan amal dan perwalian swasta yang berlokasi di negara-negara Teluk Persia, sebuah wilayah yang secara historis bersimpati pada pemberontakan agama kelompok itu. Sumbangan itu bertambah hingga sekitar $150 juta hingga $200 juta setiap tahun, menurut Pusat Penelitian dan Studi Kebijakan Afghanistan. Badan amal ini ada dalam daftar kelompok yang mendanai terorisme oleh Departemen Keuangan AS.
Warga negara dari Arab Saudi, Pakistan, Iran dan beberapa negara Teluk Persia juga membantu membiayai Taliban, menyumbang $60 juta per tahun untuk Jaringan Haqqani yang berafiliasi dengan Taliban, menurut badan kontra terorisme Amerika.
5. Ekspor – $240 juta
Sebagian untuk mencuci uang haram, Taliban mengimpor dan mengekspor berbagai barang konsumsi sehari-hari, menurut Dewan Keamanan PBB. Afiliasi bisnis yang terkenal termasuk multinasional Noorzai Brothers Limited, yang mengimpor suku cadang mobil dan menjual kendaraan rakitan dan suku cadang mobil.
Pendapatan bersih Taliban dari ekspor diperkirakan sekitar $240 juta per tahun. Angka ini termasuk ekspor opium dan mineral yang dijarah, jadi mungkin ada tumpang tindih keuangan dengan pendapatan obat-obatan dan pendapatan pertambangan.
6. Real estate – $80 juta
Taliban memiliki real estate di Afghanistan, Pakistan dan kemungkinan negara lain, menurut Mullah Yaqoob dan Saluran TV Pakistan SAMAA. Yaqoob mengatakan kepada NATO bahwa pendapatan real estat tahunan sekitar $80 juta.
7. Bantuan Negara Lain
Menurut laporan BBC, sebuah laporan rahasia CIA memperkirakan pada tahun 2008 bahwa Taliban telah menerima $106 juta dari sumber-sumber asing, khususnya dari negara-negara Teluk.
Saat ini, pemerintah Rusia, Iran, Pakistan, dan Arab Saudi semuanya diyakini membiayai Taliban, menurut banyak sumber AS dan internasional. Para ahli mengatakan dana ini bisa mencapai $500 juta per tahun, tetapi sulit untuk memberikan angka pasti pada aliran pendapatan ini.
Beruntungnya kita masih hidup
dengan damai di Indonesia meskipun ada beragam suku dan agama. Semoga apa yang
terjadi di Afghanistan tidak terjadi di Indonesia, sehingga kita bisa hidup
nyaman dan menjalankan bisnis dengan tenang.
Jika saat ini Anda menjalankan
bisnis tidak tenang karena terus merugi, mungkin karena strategi marketing Anda
yang salah. Ini waktu yang tepat untuk diskusikan dengan Dijitalin Aja..!!